Menurut Kotler (1984, 190) produk bisa dikategorikan menjadi tiga macam kelompok menurut daya tahan dan kenampakannya yang nyata yaitu:
1. Barang tahan lama, merupakan barang nyata yang biasanya memberikan banyak manfaat dan pada umumnya dapat digunakan dalam interval waktu yang cukup lama. Jenis barang ini seperti, pakaian, lemari, dan perkakas mesin. Barang tahan lama biasanya lebih memerlukan penjualan pribadi (personal selling) dan layanan, selain itu mensyaratkan keuntungan yang lebih tinggi dan lebih menuntut jaminan dari penjual (Kotler, Ang, Tan dan Leong1996, 215). Bagi pemasar yang menjual jenis barang seperti ini, sangat mengutamakan kualitas dari barang yang akan dijual. Dan tentu barang tersebut memberikan laba yang lebih lama pada saat dikonsumsi.
2. Barang tidak tahan lama, merupakan barang nyata yang biasanya dikonsumsi untuk satu atau beberapa kegunaan lainnya. Contoh barang ini seperti, sabun, garam, dan makanan kaleng. Oleh karena barang-barang ini cepat habis dikonsumsi dan sering dibeli, strategi yang cocok adalah membuatnya tersedia di berbagai banyak lokasi. Pemasar biasanya menetapkan sedikit keuntungan, dan diiklankan secara gencar memberikan rasa keinginan untuk mencoba dan membangun preferensi setiap konsumen (Kotler, Ang, Leong, dan Tan 1996, 215).
3. Jasa, merupakan kegiatan/ aktivitas, manfaat, atau kegunaan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa memiliki ciri tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, tidak tetap dan tidak dapat disimpan. Akibatnya pemasar lebih mengutamakan pengendalian kualitas pelayanan, kredibilitas, pemasok, dan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Dengan hal tersebut diharapkan konsumen dapat merasakan kepuasan dan manfaat pada saat transaksi berlangsung (Kotler, Ang, , Tan dan Leong1996, 215).
